BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
AKI menurun sangat lambat dekade terakhir,
sedangkan target MDG’s yang ditegaskan dalam Keppres No. 5 tahun 2010 adalah
102/100.000 kelahiran hidup. Dibandingkan dengan negara – negara ASEAN AKI di
Indonesia menempati peringkat teratas. (Depkes RI, 1999 ).
Angka
Kematian Ibu (AKI) dinegara berkembang karena kehamilan, persalinan dan
nifas merupakan masalah yang komplek dan berkepanjangan. Bahkan sampai saat ini
masalah tersebut belum teratasi. Dinegara miskin, sekitar 25-50 % kematian
wanita subur disebabkan oleh hal yang berkaitan dengan kehamilan. Kematian saat
melahirkan biasanya menjadi faktor utama mortalitas wanita muda pada masa
puncak produktivitas (Saefudin: 2006:3).
Menurut Organisasi Kesehatan Dunia atau World
Healht Organization
(WHO) menjelaskan bahwa Angka Kematian Ibu (AKI) di Indonesia menduduki pringkat ke-6 dibandingkan dengan negara-negara ASEAN.
AKI di Indonesia pada tahun 2007 AKI adalah
248/100.000 kelahiran hidup. Sedangkan pada tahun 2011 AKI adalah 228 /100.000AKI mengalami penurunan dari tahun 2007 sampai 20011 (Depkes RI, 2008).
AKI di Jawa Barat mengalami penurunan dari
tahun 2003 sampai tahun 2007, yaitu pada tahun 2003 sebesar 321.15/100.000
kelahiran hidup. Sedangkan pada tahun 2007 AKI sebesar 81/100.000 kelahiran
hidup (Dinkes Jabar, 2007)
AKI di kabupaten Cirebon pada tahun 2011 berjumlah 49 orang (Laporan Tahunan Dinkes Kabupaten Cirebon. 20011).
Penyebab kematian ibu di kabupaten Cirebon
tahun 2011 adalah pre-eklampsia dan eklampsia (28 %), perdarahan (24%), dan
infeksi (11%). Pre-eklampsia dan eklampsia merupakan penyebab kematian ibu
tertinggi pertama di Cirebon.
Laporan bulanan KIA puskesmas Sendang 2011 dari tahun 2007-2011
tidak ada AKI tetapi angka komplikasi
masih tinggi cakupan kumulatif K1 pada tahun 2012 dengan rentang waktu dari
Januai-Mei komplikasi kebidanan 40,15 %
dan cakupan k4 yaitu 33%.
Mengingat semakin meningkatnya kasus Eklampsia terutama di
Negara-negara berkembang, maka penulis mengangkat tema Pre-Eklampsia berat dari hasil temuan saat melakukan Praktek
Klinik Kebidanan I di PKM Sendang kabupaten Sumber dari 18 keseluruhan di
temukan 1 kasus PEB dalam waktu 1 minggu dari tanggal 18-24, maka penulis
tertarik mengangkat tema Pre-Eklampsia berat
sebagai bahan membuat laporan kasus pada Ny. S hamil trimester II ini,
guna menegakkan diagnosis dini pre-eklampsia dan mencegah agar jangan berlanjut
menjadi Eklampsia sehingga kematian ibu dan perinatalnya dapat dicegah.
1.2 Rumusan Masalah
1.2.1 Apa yang dimaksud dengan preeklamsi berat?
1.2.2 Apa etiologi preeklamsia berat?
1.2.3 Apa saja gejala dan tanda preeklamsia berat?
1.2.4 Bagaimana cara pencegahan preeklamsia berat?
1.2.5 Bagaimana penatalaksanaan preeklamsia berat?
1.3 Tujuan
1.3.1 Untuk mengetahui pengertian preeklamsia berat.
1..3.2 Untuk mengetahui etiologi preeklamsia berat.
1.3.3 Untuk mengetahui gejala dan tanda preeklamsia berat.
1.3.4 Untuk mengetahui cara pencegahan preeklamsia berat.
1.3.5 Untuk mengetahui penatalaksanaan preeklamsia berat.
BAB II
TINJAUAN TEORI
2.1 Pengertian preeklamsia berat
Preeklampsia adalah timbulnya hipertensi
disertai proteinuria dan edema akibat kehamilan setelah usia kehamilan 20
minggu atau segera setelah persalinan. Eklampsia adalah preeklampsia yang
disertai kejang dan atau koma yang timbul akibat kelainan neurologi (Kapita
Selekta Kedokteran edisi ke-3).
Preeklampsia adalah sekumpulan gejala yang timbul pada wanita hamil,
bersalin dan nifas yang terdiri dari hipertensi, edema dan proteinuria tetapi
tidak menjukkan tanda-tanda kelainan vaskuler atau hipertensi sebelumnya,
sedangkan gejalanya biasanya muncul setelah kehamilan berumur 28 minggu atau
lebih ( Rustam Muctar, 1998 ).
Preeklampsia adalah penyakit dengan tanda-tanda hipertensi, edema, dan
proteinuria yang timbul karena kehamilan (Ilmu Kebidanan : 2005).
Preeklampsi berat adalah suatu komplikasi kehamilan yang ditandai dengan
timbulnya hipertensi 160/110 mmHg atau lebih disertai proteinuria dan atau
disertai udema pada kehamilan 20 minggu atau lebih (Asuhan Patologi Kebidanan :
2009).
Preeklamsia berat adalah suatu komplikasi kehamilan yang di tandai
dengan timbulnya hipertensi 160/110 mmHg atau lebih di sertai proteiuria
dan/atau edema pada kehamilan 20 minggu atau lebih.(Asuhan Kebidanan IV:2010)
Preeklampsia dibagi dalam 2 golongan ringan dan berat. Penyakit digolongkan
berat bila satu atau lebih tanda gejala dibawah ini :
1. Tekanan
sistolik 160 mmHg atau lebih, atau tekanan diastolik 110 mmHg atau lebih.
2.
Proteinuria 5 g atau lebih dalam 24 jam; 3 atau 4 + pada pemeriksaan
kualitatif;
3. Oliguria,
air kencing 400 ml atau kurang dalam 24 jam
4. Keluhan
serebral, gangguan penglihatan atau nyeri di daerah epigastrium
5. Edema
paru dan sianosis.
(Ilmu
Kebidanan : 2005)
2.2 Etiologi preeklamsia berat
Etiologi
penyakit ini sampai saat ini belum diketahui dengan pasti. Banyak teori – teori
dikemukakan oleh para ahli yang mencoba menerangkan penyebabnya. Oleh karena
itu disebut “penyakit teori” namun belum ada memberikan jawaban yang memuaskan.
Tetapi terdapat suatu kelainan yang menyertai penyakit ini yaitu :
- Spasmus
arteriola
- Retensi Na
dan air
- Koagulasi
intravaskuler
Walaupun
vasospasme mungkin bukan merupakan sebab primer penyakit ini, akan tetapi
vasospasme ini yang menimbulkan berbagai gejala yang menyertai eklampsia
(Obstetri Patologi : 1984)
Teori yang dewasa ini banyak dikemukakan sebagai sebab preeklampsia ialah
iskemia plasenta. Akan tetapi, dengan teori ini tidak dapat diterangkan semua
hal yang bertalian dengan penyakit itu. Rupanya tidak hanya satu faktor,
melainkan banyak faktor yang menyebabkan preeklampsia dan eklampsia. Diantara
faktor-faktor yang ditemukan sering kali sukar ditemukan mana yang sebab mana
yang akibat (Ilmu Kebidanan : 2005).
2.3 Gejala
dan tanda preeklamsia berat
Gejala dan tanda preeklamsi berat : tekanan darah
sistolik>160mmHg; peningkatan kadar enzim hati atau /ikterus;
trombosit<100.000mm3; oliguria<400 ml/24jam;proteinuria>3gr/liter;
nyeri epigastrium; skotoma dan gangguan visus lain atau nyeri frontal yang
berat; pendarahan berat; pendarahan retina; odem pulmonum.
Penyulit lain juga bias terjadi,yaitu kerusakan organ-organ tubuh
seperti gagal jantung, gagal ginjal, gangguan fungsi hati, gangguan pembekuan darah,sindroma HELLP,
bahkan dapat terjadi kematian janin,ibu,
atau preeklamsi tak segera diatasi
dengan segera diatasi.
Di tinjau dari umur selama kehamilan dan perkembangan
gejala-gejala preeklamsia berat selama perawatan di bagi menjadi : (1)perawatan
aktif yaitu kehamilan segera di akhiri atau di terminasi ditambah pengobatan
medicinal; (2)perawatan konservatif yaitu kehamilan tetap di pertahankan di
tambah pengobatan medicinal.
2.4 Patofisiologis Preeklamsia Berat
Pada pre
eklampsia terjadi spasme pembuluh darah disertai dengan retensi garam dan air.
Pada biopsi ginjal ditemukan spasme hebat arteriola glomerulus. Pada beberapa
kasus, lumen arteriola sedemikian sempitnya sehingga hanya dapat dilakui oleh
satu sel darah merah. Jadi jika semua arteriola dalam tubuh mengalami spasme,
maka tenanan darah akan naik sebagai usaha untuk mengatasi tekanan perifer agar
oksigenasi jaringan dapat dicukupi. Sedangkan kenaikan berat badan dan edema
yang disebabkan oleh penimbunan air yang berlebihan dalam ruangan interstitial
belum diketahui sebabnya, mungkin karena retensi air dan garam. Proteinuria
dapat disebabkan oleh spasme arteriola sehingga terjadi perubahan pada
glomerulus (Sinopsis Obstetri, Jilid I, Halaman 199).
Pada preeklampsia yang berat dan eklampsia dapat terjadi perburukan patologis
pada sejumlah organ dan sistem yang kemungkinan diakibatkan oleh vasospasme dan
iskemia (Cunniangham,2003).
Wanita
dengan hipertensi pada kehamilan dapat mengalami peningkatan respon terhadap
berbagai substansi endogen (seperti prostaglandin,tromboxan) yang dapat
menyebabkan vasospasme dan agregasi platelet. Penumpukan trombus dan
perdarahan dapat mempengaruhi sistem saraf pusat yang ditandai dengan sakit
kepala dan defisit syaraf lokal dan kejang. Nekrosis ginjal dapat menyebabkan
penurunan laju filtrasi glomelurus dan proteinuria. Kerusakan hepar dari
nekrosis hepatoseluler menyebabkan nyeri epigastrium dan peningkatan tes fungsi
hati. Manifestasi terhadap kardiovaskuler meliputi penurunan volume
intavaskuler, meningkatnya kardiakoutput dan peningkatan tahanan pembuluh
perifer. Peningkatan hemolisis microangiopati menyebabkan anemia dan
trobositopeni. Infark plasenta dan obstruksi plasenta menyebabkan pertumbuhan
janin terhambat bahkan kematian janin dalam rahim (Michael,2005).
Perubahan
pada organ :
1. Perubahan
kardiovaskuler
Gangguan
fungsi kardiovaskuler yang parah sering terjadi pada preeklamsia dan eklampsia.
Berbagai gangguan tersebut pada dasarnya berkaitan dengan peningkatan afterload
jantung akibat hipertensi, preload jantung yang secara nyata dipengaruhi oleh
berkurangnya secara patologis hipervolemia kehamilan atau yang secara
iatrogenik ditingkatkan oleh larutan onkotik / kristaloid intravena, dan
aktifasi endotel disertai ekstravasasi kedalam ekstravaskuler terutama paru
(Cunningham,2003).
2.
Metablisme air dan elektrolit
Hemokonsentrasi
yang menyerupai preeklampsia dan eklampsia tidak diketahui penyebabnya . jumlah
air dan natrium dalam tubuh lebih banyak pada penderita preeklamsia dan
eklampsia dari pada wanita hamil biasa atau penderita dengan hipertensi kronik.
Penderita preeklamsia tidak dapat mengeluarkan dengan sempurna air dan garam
yang diberikan. Hal ini disebabkan oleh filtrasi glomerulus menurun, sedangkan
penyerapan kembali tubulus tidak berubah. Elektrolit, kristaloid, dan protein
tidak mununjukkan perubahan yang nyata pada preeklampsia. Konsentrasi kalium,
natrium, dan klorida dalam serum biasanya dalam batas normal (Trijatmo,2005).
3. Mata
Dapat
dijumpai adanya edema retina dan spasme pembuluh darah. Selain itu dapat
terjadi ablasio retina yang disebabkan oleh edema intraokuler dan merupakan
salah satu indikasi untuk melakukan terminasi kehamilan. Gejala lain yang
menunjukkan pada preeklampsia berat yang mengarah pada eklampsia adalah adanya
skotoma, diplopia dan ambliopia. Hal ini disebabkan oleh adaanya perubahan
peredaran darah dalam pusat penglihatan dikorteks serebri atau didalam retina
(Rustam,1998).
4. Otak
Pada
penyakit yang belum berlanjut hanya ditemukan edema dan anemia pada korteks
serebri, pada keadaan yang berlanjut dapat ditemukan perdarahan
(Trijatmo,2005).
5. Uterus
Aliran darah
ke plasenta menurun dan menyebabkan gangguan pada plasenta, sehingga terjadi
gangguan pertumbuhan janin dan karena kekurangan oksigen terjadi gawat janin.
Pada preeklampsia dan eklampsia sering terjadi peningkatan tonus rahim dan
kepekaan terhadap rangsangan, sehingga terjad partus prematur.
6. Paru2
Kematian ibu
pada preeklampsia dan eklampsia biasanya disebabkan oleh edema paru yang
menimbulkan dekompensasi kordis. Bisa juga karena aspirasi pnemonia atau abses
paru (Rustam, 1998).
2.4 Pencegahan Preeklamsia Berat
Pemeriksaan antenatal yang teratur dan
teliti dapat menemukan tanda-tanda dini preeklampsia, dan dalam hal itu harus
dilakukan penanganan semestinya. Kita perlu lebih waspada akan timbulnya
preeklampsia dengan adanya faktor-faktor predisposisi seperti yang telah
diuraikan di atas. Walaupun timbulnya preeklamsia tidak dapat dicegah
sepenuhnya, namun frekuensinya dapat dikurangi dengan pemberian penerangan
secukupnya dan pelaksanaan pengawasannya yang baik pada wanita hamil.
Penerangan tentang manfaat istirahat dan diet berguna dalam pencegahan.
Istirahat tidak selalu berarti berbaring di tempat tidur, namun pekerjaan
sehari-hari perlu dikurangi, dan dianjurkan lebih banyak duduk dan berbaring.
Diet tinggi protein dan rendah lemak, karbohidrat, garam dan penambahan berat
badan yang tidak berlebihan perlu dianjurkan. Mengenal secara dini preeklampsia
dan segera merawat penderita tanpa memberikan diuretika dan obat
antihipertensif, memang merupakan kemajuan yang penting dari pemeriksaan
antenatal yang baik.
2.5 Penatalaksanaan Preeklamsia Berat
Ditinjau
dari umur kehamilan dan perkembangan gejala-gejala preeklampsia berat selama
perawatan maka perawatan dibagi menjadi :
a. Perawatan
aktif yaitu kehamilan segera diakhiri atau diterminasi ditambah pengobatan
medisinal.
1. Perawatan
aktif
Sedapat
mungkin sebelum perawatan aktif pada setiap penderita dilakukan pemeriksaan
fetal assesment (NST dan USG). Indikasi :
a. Ibu
• Usia
kehamilan 37 minggu atau lebih
• Adanya
tanda-tanda atau gejala impending eklampsia, kegagalan terapi konservatif yaitu
setelah 6 jam pengobatan meditasi terjadi kenaikan desakan darah atau setelah
24 jam perawatan medisinal, ada gejala-gejala status quo (tidak ada
perbaikan)
b.
Janin
• Hasil
fetal assesment jelek (NST dan USG)
• Adanya
tanda IUGR (janin terhambat)
c.
Laboratorium
• Adanya
“HELLP Syndrome” (hemolisis dan peningkatan fungsi hepar,
trombositopenia)
2.
Pengobatan mediastinal
Pengobatan
mediastinal pasien preeklampsia berat adalah :
a. Segera
masuk rumah sakit.
b. Tirah
baring miring ke satu sisi. Tanda vital perlu diperiksa setiap 30 menit,
refleks patella setiap jam.
c. Infus
dextrose 5% dimana setiap 1 liter diselingi dengan infus RL (60-125 cc/jam) 500
cc.
d. Diet
cukup protein, rendah karbohidrat, lemak dan garam.
e. Pemberian
obat anti kejang magnesium sulfat (MgSO4).
1. Dosis
awal sekitar 4 gr MgSO4) IV (20% dalam 20 cc) selama 1 gr/menit kemasan 20%
dalam 25 cc larutan MgSO4 (dalam 3-5 menit). Diikuti segera 4 gram di pantat
kiri dan 4 gr di pantat kanan (40% dalam 10 cc) dengan jarum no 21 panjang 3,7
cm. Untuk mengurangi nyeri dapat diberikan xylocain 2% yang tidak mengandung
adrenalin pada suntikan IM.
2. Dosis
ulang : diberikan 4 gr IM 40% setelah 6 jam pemberian dosis awal lalu dosis
ulang diberikan 4 gram IM setiap 6 jam dimana pemberian MgSO4 tidak melebihi
2-3 hari.
3.
Syarat-syarat pemberian MgSO4
• Tersedia
antidotum MgSO4 yaitu calcium gluconas 10% 1 gr (10% dalam 10 cc) diberikan IV
dalam 3 menit.
• Refleks
patella positif kuat.
• Frekuensi
pernapasan lebih 16 x/menit.
• Produksi
urin lebih 100 cc dalam 4 jam sebelumnya (0,5 cc/KgBB/jam) 4. MgSO4 dihentikan
bila :
• Ada
tanda-tanda keracunan yaitu kelemahan otot, refleks fisiologis menurun, fungsi
jantung terganggu, depresi SSP, kelumpuhan dan selanjutnya dapat menyebabkan
kematian karena kelumpuhan otot pernapasan karena ada serum 10 U magnesium pada
dosis adekuat adalah 4-7 mEq/liter. Refleks fisiologis menghilang pada kadar
8-10 mEq/liter. Kadar 12-15 mEq/liter dapat terjadi kelumpuhan otot pernapasan
dan > 15 mEq/liter terjadi kematian jantung.
• Bila
timbul tanda-tanda keracunan MgSO4 :
- Hentikan
pemberian MgSO4
- Berikan
calcium gluconase 10% 1 gr (10% dalam 10 cc) secara IV dalam waktu 3 menit
- Berikan
oksigen
- Lakukan
pernapasan buatan
• MgSO4
dihentikan juga bila setelah 4 jam pasca persalinan sedah terjadi perbaikan
(normotensi).
f.
Deuretikum tidak diberikan kecuali bila ada tanda-tanda edema paru, payah
jantung kongestif atau edema anasarka. Diberikan furosemid injeksi 40 mg IM.
g. Anti
hipertensi diberikan bila :
1. Desakan
darah sistolik > 180 mmHg, diastolik > 110 mmHg atau MAP lebih 125 mmHg.
Sasaran pengobatan adalah tekanan diastolik <105 mmHg (bukan < 90 mmHg)
karena akan menurunkan perfusi plasenta.
2. Dosis
antihipertensi sama dengan dosis antihipertensi pada umumnya.
3. Bila
diperlukan penurunan tekanan darah secepatnya dapat diberikan obat-obat
antihipertensi parenteral (tetesan kontinyu), catapres injeksi. Dosis yang
dapat dipakai 5 ampul dalam 500 cc cairan infus atau press disesuaikan dengan
tekanan darah.
4. Bila
tidak tersedia antihipertensi parenteral dapat diberikan tablet antihipertensi
secara sublingual diulang selang 1 jam, maksimal 4-5 kali. Bersama dengan awal
pemberian sublingual maka obat yang sama mulai diberikan secara oral (syakib
bakri,1997)
b. Perawatan
konservatif yaitu kehamilan tetap dipertahankan ditambah pengobatan medisinal.
1. Indikasi
: bila kehamilan paterm kurang 37 minggu tanpa disertai tanda-tanda inpending
eklampsia dengan keadaan janin baik.
2.
Pengobatan medisinal : sama dengan perawatan medisinal pada pengelolaan aktif.
Hanya loading dose MgSO4 tidak diberikan IV, cukup intramuskular saja dimana
gram pada pantat kiri dan 4 gram pada pantat kanan.
3.
Pengobatan obstetri :
a. Selama
perawatan konservatif : observasi dan evaluasi sama seperti perawatan aktif
hanya disini tidak dilakukan terminasi.
b. MgSO4
dihentikan bila ibu sudah mempunyai tanda-tanda preeklampsia ringan,
selambat-lambatnya dalam 24 jam.
c. Bila
setelah 24 jam tidak ada perbaikan maka dianggap pengobatan medisinal gagal dan
harus diterminasi.
d. Bila
sebelum 24 jam hendak dilakukan tindakan maka diberi lebih dulu MgSO4 20% 2 gr
IV.
4. Penderita
dipulangkan bila :
a. Penderita
kembali ke gejala-gejala / tanda-tanda preeklampsia ringan dan telah dirawat
selama 3 hari.
b. Bila
selama 3 hari tetap berada dalam keadaan preeklamsia ringan : penderita dapat
dipulangkan dan dirawat sebagai preeklampsia ringan (diperkirakan lama
perawatan 1-2 minggu).
BAB III
TINJAUAN KASUS
ASUHAN KEBIDANAN PADA IBU HAMIL PATOLOGIS
Ny.Y G1P0A0Ah0UMUR
KEHAMILAN 28 MINGGU UMUR 23 TAHUN
DI BPS CINTA KASIH, SLEMAN, YOGYAKARTA
No.Register :
0808
Masuk RS/PKM/BPM
Tanggal/Pukul : 25-09-2012/12.00 WIB
Dirawat di ruang :
periksa
I.PENGKAJIAN, Tanggal/Pukul
:25-09-2012/12.00 WIB Oleh : bidan
M
A. Biodata
1.Nama Klien
|
:
|
Ny.Y
|
Nama Suami
|
:
|
Tn. T
|
2.Umur
|
:
|
23 tahun
|
Umur
|
:
|
28 tahun
|
3.Suku/ Kebangsaan
|
:
|
Jawa/indonesia
|
Suku/ Kebangsaan
|
:
|
Jawa/Indonesia
|
4.Agama
|
:
|
Islam
|
Agama
|
:
|
Islam
|
5.Pendidikan
|
:
|
SMA
|
Pendidikan
|
:
|
SMA
|
6.Pekerjaan
|
:
|
IRT
|
Pekerjaan
|
:
|
Wiraswasta
|
7.Alamat
|
:
|
lumbungrejo
|
Alamat
|
:
|
Lumbunggrejo
|
|
|
|
|
|
|
B. Data Subyektif
1.
Alasan
datang / di rawat
Ibu mengatakan ingin memeriksakan
kehamilannya.
2.
Keluhan utama
Ibu mengatakan pusing,pandangan
kabur dan nyeri perut bagian atas.
3.
Riwayat menstruasi
Menarche : 13tahun Siklus
: 28 hari
Lama
: 6 hari Teratur : ya
Sifat darah
: cair Keluhan
: tidak ada
4.
Riwayat perkawinan
Status perkawinan : sah Menikah ke : 1
Lama :1 tahun usia menikah pertama kali : 22
5.
Riwayat obstetrik :G1P0A0Ah0
Hamil
ke
|
Persalinan
|
nifas
|
||||||
Tanggal
|
Umur
kehamilan
|
Jenis
persalinan
|
Komplikasi
|
JK
|
BB
lahir
|
laktasi
|
komplikasi
|
|
Hamil
ini
|
-
|
-
|
-
|
-
|
-
|
-
|
-
|
-
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
6.
Riwayat kontrasepsi yang digunakan
No
|
Jenis
Kontrasepsi
|
Pasang
|
lepas
|
||||||
tanggal
|
Oleh
|
Tempat
|
keluhan
|
tanggal
|
Oleh
|
tempat
|
alasan
|
||
1.
|
Belum penah memakai kontrasepsi
|
-
|
-
|
-
|
-
|
-
|
-
|
-
|
-
|
7.
Riwayat kehamilan sekarang
a.
HPM : 12
maret 2012
b.
ANC pertama umur kehamilan :
6 minggu
c.
Kunjungan ANC
Trimester I
Frekuensi : 2x
Keluhan : mual,pusing
Komplikasi : tidak ada
Terapi : pamol + antasida 1x1
Trimester II
Frekuensi :
1x
Keluhan :pusing
Komlikasi : tidak ada
Terapi : tablet Fe, kalsium laktat,pamol
Trimester III
Frekuensi
: -
Keluhan : -
Komplikasi
: -
Terapi : -
d.
Imunisasi TT :
1 kali
TT 1 : 25 februari 2012
TT 2 : 26 maret 2012
TT 3 : -
TT 4 : -
TT 5 : -
e.
Pergerakan janin selama 24 jam (dalam sehari)
Ibu mengatakan merasakan
pergerakan janinnya > 10 kali sehari.
8.
Riwayat kesehatan
a.
Penyakit yang pernah/sedang diderita
(menular,menurun dan menahun)
-
Ibu mengatakan tidak pernah menderita penyakit
menular seperti HIV/AIDS,Hepatitis B,TBC
-
Ibu mengatakan tidak pernah menderita penyakit
menurun seperti DM, Hipertensi,
-
Ibu mengatakan tidak pernah menderita penyakit
menahun seperti jantung, ginjal, paru-paru
b.
Penyakit yang pernah/sedang diderita keluarga
(menular,menurun dan menahun)
-
Ibu mengatakan keluarga tidak pernah menderita
penyakit menular seperti HIV/AIDS,Hepatitis B,TBC
-
Ibu mengatakan keluarga tidak pernah menderita
penyakit menurun seperti DM dan Hipertensi
-
Ibu mengatakan keluarga tidak pernah menderita
penyakit menahun seperti jantung, ginjal, paru-paru
c.
Riwayat keturunan kembar
-
Ibu mengatakan tidak memiliki riwayat keturunan
kembar
d.
Riwayat operasi
-
Ibu mengatakan tidak pernah menjalani operasi
apapun
e.
Riwayat alergi obat
-
Ibu mengatakan tidak memiliki alergi obat apapun
9.
Pola pemenuhan kebutuhan
Sebelum hamil saat
hamil
a.
Nutrisi
Makan
Frekuensi :
3 x sehari 3
x sehari
Jenis :
nasi,lauk,sayur nasi,lauk,
sayur
Porsi :
1 piring 1
piring
Keluhan :
tidak ada tidak
ada
Pantangan :
tidak ada tidak
ada
Minum
Frekuensi :
5 kali sehari 7
kali sehari
Jenis :
air putih,teh air
putih,teh, susu
Porsi :
1 gelas 1
gelas
Keluhan :
tidak ada cepat
haus
Pantangan :
tidak ada tidak
ada
b.
Eliminasi
BAB
Frekuensi 2
xsehari 1xsehari
Warna :
kuning kuning
Konsistensi :
lembek lembek
Keluhan :
tidak ada tidak
ada
BAK
Frekuensi :
6xsehari 8-9
xsehari
Warna :
kuning kuning,jernih
Konsistensi :
cair cair
Keluhan :tidak
ada tidak
ada
c.
Istirahat
Tidur siang
Lama :
1-2 jam lama : ½ jam
Keluhan :
tidak ada keluhan : tidak ada
Tidur malam
Lama :
8 jam 7
jam
Keluhan :
tidak ada tidak
ada
d.
Personal hygiene
Mandi : 2 x/hari 2 x/hari
Ganti
pakaian : 3 x/hari 3 x/hari
Gosok
gigi : 3 x/hari 3 x/hari
Keramas : 3 x/minggu 3 x/minggu
e.
Pola seksualitas
Frekuensi: 3 x/ minggu 2 x/ minggu
Keluhan: tidak ada tidak ada
f.
Pola aktivitas(terkait kegiatan fisik,olah raga)
Ibu mengatakan mengerjakan
pekerjaan rumah tangga seperti mencuci, menyapu, memasak dan tidak melukukan
aktifitas lain seperti berolahraga.
10. Kebiasaan
yang mengganggu kesehatan (merokok, minum jamu, minuman beralkohol)
Ibu mengatakan baik sebelum
maupun saat hamil tidak ada kebiasaan yang mengganggu kesehatan seperti
merokok, minum jamu, minuman beralkohol.
11. Data
psikososial, spiritual dan ekonomi (penerimaan ibu/suami/keluarga terhadap
kelahiran,dukungan keluarga, hubungan dengan suami/keluarga/tetangga, perawatan
bayi, kegiatan ibadah, kegiatan social, keadaan ekonomi keluarga.
-
Ibu mengatakan dirinya/suami/keluarga menerima
dan menginginkan kehamilan ini
-
Ibu mengatakan keluarga mendukung kehamilannya
-
Ibu mengakan hubungan dengan suami/keluarga
tetangga baik
-
Ibu mengatakan belum mengetahui tentang
perawatan pada bayi
-
Ibu mengatakan kehamilannya tidak mengganggu
kegiatan ibadah
-
Ibu mengatakan mengikuti kegiatan arisan
-
Ibu mengatakan pendapatan suami mencukupi
kebutuhan sehari-hari
12. Pengetahuan
ibu (tentang kehamilan, persalinan, nifas)
Ibu mengatakan sudah mengetahui
tentang nutrisi ibu hamil dari kunjungan sebelumnya, tetapi ibu belum
mengetahui tentang persalinan dan nifas.
13. Lingkungan
yang berpengaruh(sekitar rumah dan hewan peliharaan)
-
Ibu mengatakan sekitar rumahnya bersih, rapi,
aman dan nyaman
-
Ibu mengatakan baik dirinya dan tetangga tidak
memelihara unggas, seperti ayam, bebek.
C. Data Objektif
1. Pemeriksaan umum
Keadaan
umum : baik
Kesadaran :
composmentis
Status emosional : stabil
Tanda vital
Tekanan darah :160/110 mmHg Nadi :80 x/menit
Pernafasan :20
x/menit Suhu :37 oC
BB :50
kg TB :155 cm
2. Pemeriksaan Fisik
Kepala :mesochepal,tidak berketombe, tidak
ada massa,tidak nyeri tekan,
Wajah :terdapat
odema,tidak ada cloasma,dan tidak ada bekas luka
Mata :tidak
ada secret,sclera putih,kunjungtiva merah muda
Hidung :hidung
tidak ada polip,tidak ada pernafasan cuping hidung.
Mulut :bersih,tidak
ada stromatis,tidak ada karies gigi
Telinga :simetris,
tidak ada serumen,pendengaran baik
Leher :tidak
ada pembesaran kelenjar tiroid,parotis,getah bening,dan vena jugularis
Dada :
datar, tidak ada retraksi dinding dada,tidak bunyi wheezing
Payudara :simetris, putting susu menonjol,
areola mamae hiperpigmentasi,tidak ada masa, tidak nyeri tekan, belum ada
pegeluaran kolostrum.
Abdomen :
tidak ada striae, tidak ada bekas operasi, terdapat linea nigra,
Palpasi
Leopold I :
pada bagian fundus teraba lunak, bulak dan tidak melenting (bokong)
Leopold
II :pada perut ibu bagian kiri
teraba bagian kecil-kecil, tahanan lemah(ekstremitas)
Pada perut ibu bagian
kanan teraba panjang, keras, tahanan kuat(punggung)
Leopold
III : pada perut ibu bagian bawah
teraba bulat, keras, melenting(kepala)
Leopold IV :
kedua tangan bertemu/ konvergen
Osborn test :
tidak dilakukan
Pemeriksaan Mc. Donald
TFU :
25 cm TBJ : (25-12)x 155= 2015 gram
Auskultasi
Djj :145 x/menit
Ekstremitas Atas : simetris, jumlah jari lengkap,terdapat odema. LILA :26
cm
Ekstremitas Bawah : simetris,jumlah jari lengkap, odema.
Genitalia Luar : bersih, tidak ada varises, tidak ada pembesaran
kelenjar batholini.
Pemeriksaan Panggul :tidak dilakukan
(bila perlu)
3. Pemeriksaan Penunjang Tanggal:25-09-2012 pukul: 12.10 WIB
Test Proteinurin +2
4. Data Penunjang
Tidak ada
II. INTERPRETASI DATA
A.
Diagnosa kebidanan
Data Dasar:
Ny.Y G1P0A0Ah0
hamil 28 minggu umur 23 tahun janin tunggal hidup intra uteri preskep,puka dengan
preeklamsia berat.
Ds:
-
Ibu mengatakan usianya 23 tahun
-
Ibu mengatakan ini kehamilannya yang pertama dan
tidak pernah abortus
-
Ibu mengatakan dirinya pusing dan nyeri perut
bagian atas
Do:
Keadaan umum : baik
Kesadaran : composmentis
Status emosional : stabil
Tanda
vital
Tekanan darah :160/110 mmHg Nadi :80 x/menit
Pernafasan :20 x/menit Suhu :37 oC
BB :50 kg TB :155 cm
Protein urin +2
B.
Masalah
Tidak dapat mengatasi sakit
kepala dan nyeri perut
Data dasar:
Ds: ibu mengatakan kepalanya
pusing,pandangan kabur dan nyeri perut bagian atas
Do: ibu tampak kesakitan dan
cemas
III. IDENTIFIKASI DAN ANTISIPASI DIAGNOSA
POTENSIAL
Eklamsia
IV. TINDAKAN SEGERA
A.
Mandiri
Pantau keadaan umum ibu setiap
minggu
B.
Kolaborasi
Melakukan kolaborasi dengan
dokter specialis obstetric ginekologi
C.
Merujuk
Malakukan rujukan di rumah
sakit yang mempunyai fasilitas lengkap
V. PERENCANAAN Tanggal:25-09-2012 pukul: 12.15 WIB
1. Beri tahu ibu dan keluarga kondisi
kehamilan ibu berdasarkan hasil pemeriksaan
2. Beri kie tentang tentang keluhan yang
ibu rasakan
3. Anjurkan ibu untuk diit
4. Beri kie tentang aktivitas dan pola
istirahat
5. Lakukan rujukan
VI. PELAKSANAAN Tanggal:25-09-2012 pukul: 12.20 WIB
1.
Memberitahu ibu dan keluarga hasil pemeriksaan
yaitu TD: 160/110 mmHg, N: 80 x/menit, R:20 x/menit, S: 37oc, BB: 50
kg,LILA:26 cm, protein urin +2.
2.
Memberi kie pada ibu tentang keluhan yang dirasakan yaitu ibu merasa pusing ibu
dapat mengatasinya dengan bangun secara perlahan dari posisi istirahat, ambil
posisi miring kiri saat berbaring. Ibu juga merasa sakit nyeri bagian atas ibu
dapat mengatasinya dengan tidak makan makanan yang kecut, pedas.
3.
Menganjurkan ibu untuk melakukan diit, ibu dapat
mengkonsumsi makanan tinggi protein dan rendah karbohidrat.
4.
Memberi kie pada ibu tentang pola aktifitas dan
istirahat yaitu ibu dapat mengurangi aktifitas yang memberatkan dan ibu dapat
memperbanyak istirahat, supaya ketidaknyamanan yang ibu rasakan bisa sedikit
teratasi.
5.
Melakukan rujukan ke Rumah Sakit yang mempunyai
fasilitas lengkap dan di dalam perjalanan di pasang infuse Ringer Laktat 20
tetes per menit dan siapkan tongue spatel untuk persiapan apabila ibu kejang,
supaya ibu tidak menggigit lidahnya.
VII. EVALUASI Tanggal:25-09-2012 pukul:12.30 WIB
1.
Ibu sudah
mengetahui tentang keadaannya.
2.
Ibu sudah paham dan dapat menjelaskan kembali
tentang cara mengatasi keluhan yang dirasakan ibu.
3.
Ibu telah mengerti dan akan melakukan diit
rendah karbohidrat.
4.
Ibu sudah mengerti dan dapat menjelaskan kembali
tentang pola aktifitas dan istirahat.
5.
Akan dilakukan rujukan ke RSUD Sleman yang
mempunyai fasilitas lengkap dan telah dipasang infus RL 20 tetes per menit.
BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Preeklamsia berat adalah suatu keadaan dimana tekanan darah
>160 mmHg, nyeri perut bagian atas, nyeri kepala bagian frontal, pandangan
kabur, terdapat protein urine +2.
4.2 Saran
Apabila
terdapat hal-hal tersebut bidan dapat berkolaborasi dengan dokter SPOG atau
langsung merujuk ke Rumah Sakit yang mempunyai fasilitas lengkap. Ibu juga
dapat melakukan diit rendah karbohidrat.
DAFTAR
PUSTAKA
http://ayurai.wordpress.com/2009/05/21/gejala preeklamsia berat/ (tanggal akses : 11 maret 2012)
Ochtar, Rustam. 1998.Sinopsis Obstetri. ObstetriFisiologi Dan ObstetriPatologi. Jilid 1. Jakarta: EGC. Hlm:
198-208.
Prawirohardjo,Sarwono.2010.Ilmu Kebidanan.Jakarta:PT Bina Pustaka
Sarwono
Prawirohardjo
Rukiyah,Ai
Yeyeh.2010.Asuhan Kebidanan IV (Patologi
Kebidanan).Jakarta:
Trans Info Media.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar