Kamis, 02 Mei 2013

Tomboflebitis


BAB I
PENDAHULUAN

A.     Latar Belakang
Dalam beberapa hari setelah melahirkan suhu badan ibu sedikit naik antara 37,2 - 37,8oC oleh karena reabsorbsi benda-benda dalam rahim dan mulainya laktasi. Dalam hal ini disebut demam resorbsi, hal ini adalah normal (Rustam Muchtar, 1998). Infeksi nifas adalah keadaan yang mencakup semua peradangan alat-alat genitalia dalam masa nifas. Demam nifas adalah demam dalam masa nifas oleh sebab apapun. Mobilitas puereuralis adalah kenaikan suhu badan sampai 38 oC atau lebih selama 2 hari. Dalam 10 hari pertama postpatum. Kecuali pada hari petama. Suhu diukur 4x sehari secara oral (dari mulut) (Adele Pillitteri, 2007).
Beberapa faktor predisposisi
1.      Kurang gizi atau nutrisi
2.      Anemia
3.      Higiene
4.      Kelelahan
5.      Proses persalinan bermasalah:
a.       Partus lama / macet
b.      Korioamnionitis
c.       Persalinan traumatik
d.      Kurang baiknya pencegahan infeksi
e.       Manipulasi yang berlebihan
f.        Dapat berlanjut keinfeksi dalam masa nifas (Abdul Bari SAifudin, dkk., 2002)
Bermacam-macam jalan masuk kuman kedalam alat kandungan, seperti eksogen (kuman datang dari luar), autogen (kuman masuk dari tempat lain dari dalam tubuh), dan endogen (dari jalan lahir sendiri)
1.      Streptococcus Haemoliticus Aerobik
2.      Staphylococcus aureus
3.      Escherichia coli


Cara terjadinya infeksi: 
1.      Manipulasi penolong yang tidak suci hama, atau pemeriksaan dalam yang berulang-ulang dapat membawa bakteri yang sudah ada didalam rongga rahim.
2.      Alat-alat yang tidak suci hama. 
3.      Infeksi droplet, sarung tangan dan alat-alat terkena infeksi kontaminasi yang berasal dari hidung, tenggorokan dari penolong dan pembantunya atau orang lain.
Klasifikasi infeksi :
Infeksi terbatas lokasinya pada perineum, vulva, serviks, dan endometrium
Infeksi yang menyebar ketempat lain melaui: pembuluh darah vena, pembuluh limfe dan endometrium (Rustam Muchtar, 1998).

B.     TUJUAN
1.    Tujuan Umum
Setelah mempelajari makalah ini diharapkan para mahasiswa dapat memahami tentang tromboflebitis
2.    Tujuan Khusus
Setelah mempelajari makalah ini Mahasiswa dapat:
a.       Mengetahui pengertian tromboflebitis
b.      Mengetahui klasifikasi tromboflebitis
c.       Mengetahui tanda dan gejala tromboflebitis
d.      Mengetahui etiologi tromboflebitis
e.       Mengetahui penatalaksanaan tromboflebitis









BAB II


A.     Pengertian
Tomboflebitis merupakan inflamasi permukaan pembuluh darah disertai pembentukan pembekuan darah. Tomboflebitis cenderung terjadi pada periode pasca partum pada saat kemampuan penggumpalan darah meningkat akibat peningkatan fibrinogen; dilatasi vena ekstremitas bagian bawah disebabkan oleh tekanan kepala janin selama kehamilan dan persalinan; dan aktifitas pada periode tersebut yang menyebabkan penimbunan, statis dan membekukan darah pada ekstremitas bagian bawah (Adele Pillitteri, 2007).
Tromboflebitis adalah perluasan atau invasi mikroorganisme patogen yang mengikuti aliran darah di sepanjang vena dan cabang-cabangnya (Pelayanan Kesehatan Maternal Dan Neonatal, 2002).
B.     Klasifikasi
Tomboflebitis dibagi menjadi 2, yaitu:
1.      Pelvio tromboflebitis
Pelvio tromboflebitis mengenai vena-vena dinding uterus dan ligamentum latum, yaitu vena ovarika, vena uterina dan vena hipograstika. Vena yang paling sering terkena ialah vena overika dekstra karena infeksi pada tempat implantasi plasenta terletak dibagian atas uterus; proses biasanya unilateral. Perluasan infeksi dari vena ovarika dekstra, mengalami inflamasi dan akan menyebabkan perisalpingo-ooforitis dan peridiapendisitis. Perluasan infeksi dari vena uterna ialah ke vena iliaka komunis. Biasanya terjadi sekitar hari ke-14 atau ke-15 pasca partum.
2.      Tomboflebitis femoralis
Tromboflebitis femoralis mengenai vena-vena pada tungkai, misalnya vena vemarolis, vena poplitea dan vena safena. Sering terjadi sekitar hari ke-10 pasca partum.
(Abdul Bari SAifudin, dkk., 2002).

C.     Etiologi
1.      Perluasan infeksi endometrium
2.      Mempunyai varises pada vena
3.      Obesitas
4.      Pernah mengalami tramboflebitis
5.      Berusia 30 tahun lebih dan pada saat persalinan berada pada posisi stir up untuk waktu yang lama.
6.      Memiliki insidens tinggi untuk mengalami tromboflebitis dalam keluarga.
(Adele Pillitteri, 2007).

D.     Tanda dan Gejala
1.      Pelvio Tromboflebitis
a.       Nyeri yang terdapat pada perut bagian bawah dan atau perut bagian samping, timbul pada hari ke-2-3 masa nifas dengan atau tanpa panas.
b.      Penderita tampak sakit berat dengan gambaran karakteristik sebagai berikut:
1)      Mengigil berulang kali, menggigil (30-40 menit) dengan interval hanya beberapa jam saja dan kadang-kadang 3 hari pada waktu menggigil penderita hampir tidak panas.
2)      Suhu badan naik turun secara tajam (36 oC menjadi 40 oC) yang diikuti penurunan suhu dalam 1 jam (biasanya subfebris seperti pada endometritis)
3)      Penyakit dapat langsung selama 1-3 bulan
4)      Cenderung terbentuk pus, yang menjalar kemana-mana, terutama ke paru-paru
c.       Abses pada pelvis
d.      Gambaran darah
1)      Terdapat leukositosis (meskipun setelah endotoksin menyebar ke sirkulasi, dapat segera terjadi leukopenia)
2)      Untuk membuat kultur darah, darah diambil pada saat tepat sebelum mulainya menggigil, kultur darah sangat sukar dibuat karena bakterinya adalah anaerob.
e.       Pada periksa dalam hampir tidak diketemukan apa-apa karena yang paling banyak terkena adalah vena ovarika; yang sulit dicapai pada pemeriksaan dalam.
2.      Tromboflebitis femoralis
a.       Keadaan umum tetap baik, suhu badan subfebris selama 7-10 hari, kemudian suhu mendadak naik kira-kira pada hari ke-10-20 yang disertai dengan menggigil dan nyeri sekali.
b.       Pada salah satu kaki yang terkena, biasanya kaki kiri akan memberikan tanda-tanda sebagai berikut:
1)      Kaki sedikit dalam keadaan fleksi dan rotasi keluar serta sukar bergerak, lebih panas dibandingkan dengan kaki lainnya.
2)      Seluruh bagian dari salah satu vena pada kaki terasa tegang dan keras pada paha bagian atas
3)      Nyeri hebat pada lipat paha dan daerah paha
4)      Reflektorik akan terjadi spasmus arteria sehingga kaki menjadi bengkak, tegang, putih, nyeri, dan dingin dan pulsasi menurun.
5)      Edema kadang-kadang terjadi sebelum atau sesudah nyeri dan pada umumnya terdapat pada paha bagian atas, tetapi lebih sering dimulai dari jari-jari kaki dan pergelangan kaki kemudian melus dari bawah ke atas.
6)      Nyeri pada betis, yang terjadi spontan atau dengan memijat betis atau dengan meregangkan tendo akhiles (tanda homan positif).
E.      Penatalaksanaan
1.      PelvioTromboflebitis
a.       Lakukan pencegahan terhadap endometritis dan tromboflebitis dengan menggunakan teknik aseptik yang baik
b.      Anjurkan penderita tirah baring untuk pemantauan gejala penyakit dan mencegah terjadinya emboli pulmonum (Abdul Bari Saifudin, dkk., 2002)
c.       Terapi medic : pemberian antibiotika (lihat antibiotika kombinasi dan alternative, seperti pada penatalaksanaan korioamnionitis), heparin jika terdapat tanda atau dugaan adanya emboli pilmonum.
d.      Terapi operatif : pengikatan vena kava inferior dan vena ovarika jika emboliseptic terus berlangsung sampai mencapai paru-paru, meskipun sedang dilakukan heparinasi.
2.      Tromboflebitis Femoralis
a.       Anjurkan ambulasi dini untuk meningkatkan sirkulasi pada ekstremitas bawah dan menurunkan kemungkinan pembentukan pembekuan darah.
b.      Pastikan klien untuk tidak berada pada posisi litotomi dan menggantung kaki lebih dari 1 jam, dan pastikan untuk memberikan alas pada penyokong kaki guna mencegah adanya tekanan yang kuat pada betis.
c.       Sediakan stocking pendukung kepada klien pasca patrum yang memiliki varises vena untuk meningkatkan sirkulasi vena dan membantu mencegah kondisi stasis.
d.      Instruksikan kepada klien untuk memakai stocking pendukung sebelum bangun pagi dan melepaskannya 2x sehari untuk mengkaji keadaan kulit dibawahnya.
e.       Anjurkan tirah baring dan mengangkat bagian kaki yang terkena.
f.        Berikan alat pemanas seperti lampu. Atau kompres hangat basah sesuai instruksi, pastikan bahwa berat dari kompres panas tersebut tidak menekan kaki klien sehingga aliran darah tidak terhambat.
g.       Sediakan bed cradle untuk mencegah selimut menekan kaki yang terkena.
h.       Ukur diameter kaki pada bagian paha dan betis dan kemudian bandingkan pengukuran tersebut dalam beberapa hari kemudian untuk melihat adanya peningkatan atau penurunan ukuran.
i.         Kaji adanya kemungkinan tanda pendarahan lain, misalnya: pendarahan pada gusi, bercak ekimosis, pada kulit atau darah yang keluar dari jahitan episiotomi.
j.        Jelaskan kepada klien bahwa untuk kehamilan selanjutnya ia harus memberitahukan tenaga kesehatan yang dia hadapi untuk memastikan bahwa pencegahan trombofrebitis yang tepat telah dilakukan.
k.      Beritahu klien bahwa perlu dilakukan rujukan untuk menentukan diagnosis pasti dan untuk mendapatkan penanganan lebih lanjut. (Adele Pillitteri, 2007)

BAB III
PENUTUP

3.1  Kesimpulan
Tomboflebitis merupakan inflamasi permukaan pembuluh darah disertai pembentukan pembekuan darah. Tromboflebitis dibedakan menjadi dua : Tromboflebitis femoralis mengenai vena-vena pada tungkai, misalnya vena vemarolis, vena poplitea dan vena safena, serta Pelvio tromboflebitis mengenai vena-vena dinding uterus dan ligamentum latum, yaitu vena ovarika, vena uterina dan vena hipograstika.

3.2  Saran
Setelah minggu kedua ibu nifas yang menunjukkan suhu yang naik tajam, ibu nampak sakit berat, menggigil berulang kali, ibu diharapkan segera menghubungi petugas kesehatan untuk mendapat penanganan lebih lanjut.














DAFTAR PUSTAKA

Pillitteri, Adele. 2007. Perawatan Kesehatan Ibu Dan Anak. Jakarta : EGC
Fauziyah,Yulai.2012.Obsetri pathologi.Cirebon : Numed

Mochtar, Rustam. 1998. Sinopsis Obstetri. Jakarta : EGC
Bari, Saifuddin Abdul dkk. 2002. Buku Acuan Nasional Pelayanan Kesehatan Maternal dan Neonatol. Jakarta : Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirotarjo,
, 2002. Ilmu Kebidanan . Jakarta : Yayasan Bina Puataka Sarwono Prawiroharjo

Tidak ada komentar:

Posting Komentar