NEONATUS
DENGAN KELAINAN BAWAAN DAN PENATALAKSANAANNYA
Kelainan
bawaan ( kelainan kongenital ) adalah suatu kelainan pada struktur, fungsi
maupun metabolism tubuh yang ditemukan pada bayi ketika dilahirkan. Sekitar 3 –
4 % bayi baru lahir memiliki kelainan bawaan yang berat. Beberapa kelainan baru
ditemukan pada saat anak mulai tumbuh, yaitu sekitar 7,5 % terdiagnosis ketika
anak berusia 5 tahun, tetapi bersifat ringan.
Beberapa
factor yang dapat menyebabkan meningkatnya risiko kelainan bawaan ,antara lain
:
1.
Teratogenik
Teratogenik
adalah factor atau bahan yanga bisa menyebabkan atau meningkatkan resiko
kelainan bawaan. Contoh: Radiasi, obat tertentu dan racun.
2.
Factor Gizi
Salah
satu zat yang penting untuk pertumbuhan janin adalah asam folat. Kekurangan
asam folat bias meningkatkan resiko terjadinya spina bifida atau kelainan saraf
lainnya. Spina bifida bias terjadi sebelum seorang wanita menyadari bahwa dia
hamil, maka setiap wanita usia subur sebaiknya mengonsumsi asam folat minimal
sebanyak 400 mikrogram / hari.
3.
Faktor Rahim
Di
dalam Rahim, bayi terendam oleh cairan ketuban yang merupakan pelindung.Jumlah
cairan ketuban yang abnormal bias menyebabkan adanya kelainan bawaan. Cairan
ketuban yang terlalu sedikit bias menpengaruhi pertumbuhan paru-paru dan
anggota gerak tubuh .Penimbunan cairan ketuban terjadi jika janin mengalami
gangguan menelan, yang bisa disebabkan oleh kelainan otak yang berat misalnya
anensefalus dan atresia esophagus.
4.
Faktor Genetik
Genetik
memegang peranan penting dalam beberapa kelainan bawaan. Beberapa kelainan
bawaan merupakan penyakit keturunan yang diwariskan melalui gen yang abnormal
dari salah satu atau kedua orang tua. Gen adalah pembawa sifat individu yang
terdapat di dalam kromosomsetiap sel di dalam tubuh manusia. Jika 1 gen hilang
atau cacat, bias terjadi kelainan bawaan
I. LABIOSKIZIZ DAN LABIOPALATOSKIZIS
Labioskizis
dan labiopalatoskizis adalah anomali perkembangan pada 1 dari 1000 kelahiran
.Kelainan bawaan ini berkaitan dengan riwayat keluarga, infeksi virus pada ibu
hamil trimester I. Kelainan ini terjadi selama masa perkembangan janin,
jaringan mulut atau bibir tidak terbentuk sempurna.Bibir sumbing adalah suatu
celah diantara bibir bagian atas dengan hidung.Langit-langit sumbing adalah
suatu celah diantara langit-langit mulut dengan rongga hidung.
A.
Definisi
1.
Labioskiziz ( Celah Bibir ) adalah kelainan
kongenital sumbing yang terjadi
akibat kegagalan fusi atau penyatuan prominen
maksilaris dengan prominen
nasalis medial yang diikuti disrupsi kedua
bibir, rahang dan palatum anterior
2.
Labioskiziz ( Celah Bibir ) adalah kelainan
kongenital dimana ketidaksempurnaan pada penyambungan
3.
Palatoskizis (cleft lift and clift palate) adalah kelainan kongenital sumbing
akibat kegagalan fusi palatum pada garis tengah dan kegagalan fusi dengan
septum nasi.
B.
Etiologi
Semua
janin punya celah di bibir dan
langit-langit selama awal kehamilan.Dalam perkembangan janin normal, lubang ini
menutup selama kehamilan.Umumnya penyebab kelainan kongenital tidak diketahui
dengan jelas.Beberapa faktor yang dapat mempengaruhi terjadinya bibir sumbing
antara lain :
1.
Faktor genetik atau keturunan : dimana material
genetik dalam khromosom yang mempengaruhi. Dapat terjadi karena adanya mutasi
gen ataupun kelainan khromosom
2.
Kurang nutrisi contohnya defisiensi Zn dan B6,
vitamin C dan asam folat.
3.
Radiasi
4.
Terjadi trauma pada kehamilan
trimester pertama
5.
Infeksi pada ibu yang dapat mempengaruhi janin
contohnya seperti infelsi rubella dan sifillis, toksoplasmosis dan klamidia
6.
Pengaruh obat teratogenik, termasuk jamu dan
kontrasepsi hormonal, akibat toksisitas selama kehamilan, misalnya kecanduan
alkohol.
C.
Tanda dan Gejala :
1.
Pemisahan bibir
2.
Pemisahan langit-langit
3.
Pemisahan bibir dan langit-langit
4.
Infeksi telinga berulang
5.
Berat badan tidak bertambah
6.
Regurgitasi nasal ketika menyusu
D.
Masalah yang mungkin terjadi
1.
Sulit makan atau minum
2.
Aspirasi
E.
Komplikasi
1.
Kesulitan makan (kurang gizi) ;
Dialami
pada penderita bibir sumbing dan jika diikuti dengan celah palatum memerlukan
penanganan khusus seperti dot khusus, posisi makan yang benar dan juga
kesabaran memberi makan pada bayi dengan bibir sumbing.
2.
Infeksi telinga ;
Dikarenakan
tidak berfungsi dengan bai saluran yang menghubungkan telinga tengah dengan
kerongkongan dan jika tidak segera diatasi maka akan kehilangan pendengaran
3.
Kesulitan berbicara ;
Otot
– otot untuk berbicara mengalami penurunan fungsi karena adanya celah.Hal ini
dapat mengganggu pola berbicara bahkan dapat menghambatnya.
4.
Masalah gigi ;
Pada
celah bibir, gigi tumbuh tidak normal atau bahkan tidak tumbuh sehingga perlu
perawatan dan penanganan khusus.
F.
Klasifikasi
1.
Berdasarkan organ yang terlibat :
a.
Celah bibir (labioskizis)
b.
Celah di gusi (gnatoskizis)
c.
Celah dilangit (Palatoskizis)
d.
Celah dapat terjadi lebih dari satu organ
misalnya terjadi di bibir dan langit – langit (labiopalatoskizis).
2.
Berdasarkan lengkap/ tidaknya celah
terbentuk :
Tingkat
kelainan bibir sumbing bervariasi, mulai dari yang ringan hingga yang berat,
beberapa jenis bibir sumbing yang diketahui adalah :
a.
Unilateral
Iincomplete: Jika celah sumbing terjadi hanya di salah satu
bibir dan tidak memanjang ke hidung
b.
Unilateral
Complete: Jika celah sumbing yang terjadi hanya disalah satu sisi bibir
dan memanjang hingga ke hidung
c.
Bilateral
Complete: Jika celah sumbing terjadi dikedua sisi bibir dan
memanjang hingga ke hidung.
G.
Penatalaksanaan
1.
Memenuhi kebutuhan nutrisi bayi dengan
memperhatikan :
a.
Posisi bayi jangan terlentang, kepala bayi
ditegakkan sedikit
b.
Berikan makanan / minuman dengan menggunakan
sendok / pipet
c.
Menjaga jangan sampai makanan tertelan ke paru –
paru ( aspirasi )
2.
Merujuk bayi untuk penanganan lebih lanjut
a.
Kolaborasi dengan ahli bedah orthodontis, dokter
anak, dokter THT
serta ahli wicara. Tergantung dari berat
ringannya kelainan, maka
tindakan bedah dilakukan secara bertahap.
b.
Penutupan Labioskizis biasanya dilakukan pada
umur 3 bulan,sedangkan palatoskizis biasanya ditutup pada umur 9 – 12 bulan
menjelang anak belajar bicara.
c.
Tahapan tindakan orthodontic diperlukan
perbaikan gusi dan gigi.
II.
ATRESIA
ESOPHAGUS
A. Pengertian
1.
Atresia esophagus adalah gangguan kontinuitas
esophagus dengan / tanpa
hubungan dengan trachea atau
esophagus yang tidak terbentuk sempurna
2.
Atresia esophagus adalah kelainan bawaan dimana
ujung saluran
esophagus buntu 60 % biasanya disertai
hidramnion.
B.
Etiologi
1.
Kasus polihidramnion
2.
Bayi kurang bulan
C. Tanda
dan Gejala
1.
Gejala atresia esophagus dapat dideteksi sejak
masa prenatal pada UK 18 minggu serta kejadian polihidramnion.
2.
Liur yang menetes terus menerus dari mulut bayi.
3.
Hipersaliva dan saliva dalam bentuk buih
4.
Setiap pemberian makan bayi batuk dan ada
sumbatan
5.
Sesak nafas dan sianosis
6.
Muntah
D. Komplikasi
1.
Kesulitan bernafas dan tersedak
2.
Batuk kronis
3.
Infeksi saluran nafas
4.
Disfagia
5.
Gastroesofagus refluks
E.
Kelainan-kelainan dalam atresia esophagus
1. Kalasia
Adalah
kelainan yang terjadi dibagian bawah esophagus (pada persambungan dengan
lambung) yang tidak dapat menutup rapat sehingga bayi sering regurgitasi bila
di baringkan.
a.
Penatalaksanaan :
· Bayi
harus dalam posisi duduk pada waktu di beri minum, dan jangan di baringkan segera
setelah minum. Biarkan dalam sikap duduk lama, kemudian dibaringkan miring ke
kanan dengan kepala lebih tinggi.
2. Akalasia
Adalah
kebalikan dari kalasia pada akalasia bagian distal esophagus tidak dapat
membuka dengan baik sehingga terjadi keadaan seperti stenosis atau atresia.Di
sebut pula sebagai spasme kardio-esophagus.
a.
Penyebab
akalasia adalah adanya kartilago traken yang tumbuh ektopik pada
esophagus bagian bawah. Pada pemeriksaan mikroskopis
di temukan jaringan
tulang rawan dalam lapisan otot esophagus.
b.
Pentalaksanaan :
Tindakan
bedah, sebelum di operasi pemberian minum harus dengan sendok sedikit demi
sedikit dengan bayi dalam posisi duduk.
F.
Penatalaksarnaan
1.
Berikan penanganan seperti bayi normal, seperti
pencegahan hipotermi,
nutrisiyang adekuat
2.
Merangsang bayi untuk menangis
3.
Pertahankan posisi bayi dalam posisi tengkurap, bertujuan untuk
Meminimalkanterjadinya
aspirasi
4.
Pada anak segera dipasang kateter kedalam oesophagus dan bila mungkin
dilakukan penghisapan terus menerus.
5.
Pertahankan keaktifan fungsi respirasi
6.
Merujuk bayi untuk penanganan lebih lanjut:
a.
Pembedahan berupa toratokomi kanan yang
bertujuan untuk memisahkan fistula trakheaesofagus, menutup trachea dan
menyatukan dua segmen esophagus. Pembedahan ditunda, apabila bayi dengan BBLR,
pneumonia dan anomali mayor.
b.
Asuhan yang diberikan selama penundaan tindakan
pembedahan antara lain : pemberian nutrisi parenteral, gastronomi, serta
melakukan suction . Penundaan dilakukan sampai bayi berumur 6 bulan – 1 tahun
III.
ATRESIA
ANI
A.
Pengertian
1.
Atresia Ani adalah suatu kelainan bawaan dimana
tidak terdapat lubang pada anus
2.
Atresia Ani adalah kelainan tanpa anus / dengan
anus tidak sempurna, akibat kegagalan penurunan septum anorektal pada masa
embrio.
B.
Etiologi
1.
Ketidaknormalan perkembangan janin dalam Rahim
selama kehamilan, dimana keadaan ini terjadi akibat kegagalan perkembangan anomali gastrointestinal( sistem
pencernaan ) dan genitourinary
(sistem perkemihan).
2.
Kelainan kromosom
C.
Gejala
1.
Mekonium tidak keluar dalam waktu 24 – 48 jam
setelah lahir
2.
Tinja keluar dari vagina / uretra
3.
Kembung yang progresif
4.
Kadang disertai muntah pada umur 24 – 48 jam
5.
Urin bercampur mekonium
D.
Penatalaksanaan
1.
Pertolongan
pertama memberikan dukungan dan
keyakinan ibu, untuk tidak
memberikan apapun lewat mulut
2.
Melakukan colok anus untuk mengetahui keadaan
anus
3.
Merujuk untuk penanganan lebih lanjut
IV.
HISPRUNG
A.
Hirsprung adalah Suatu kelainan bawaan dimana
tidak terbentuknya sel ganglion parasimpatis dari pelkus mesentruktus /
aurbarchi pada kolon bagian distal
B.
Tanda / Gejala
1.
Mekonium keluar setelah lebih dari 24 jam
2.
Distensi abdomen ( Kembung )
3.
Muntah berwarna hijau
4.
Bila anus dicolok , feces keluar menyemprot
C.
Etiologi
Disebabkan
karena kegagalan pembentukan saluran pencernaan.
D.
Penatalaksanaan
1.
Untuk mengurangi distensi abdomen , anus dicolok
supaya feces dapat keluar
2.
Apabila terjadi muntah, melakukan perawatan
muntah agar tidak terjadi aspirasi
3.
Merujuk
V.
OBSTRUKSI
BILIARIS
A.
Pengertian
Obstruksi biliaris adalah Suatu kelainan bawaan
dimana terjadi penyumbatan pada saluran
empedu , sehingga cairan empedu tidak dapat mengalir ke dalam usus untuk
dikeluarkan dalam feses ( sebagai sterkobilin ).
B.
Etiologi
Tersumbatnya saluran empedu sehingga empedu
tidak dapat mengalir ke dalam usus untuk di keluarkan (sebagai sterkobilin) di
dalam feses.
C.
Gejala:
1.
Ikterus pada akhir minggu pertama
2.
Feces berwarna putih keabu-abuan
3.
Urine berwarna lebih tua, karena mengandung
urbilinogen
D.
Penatalaksanaan :
1. Medik
a.
Operasi
2. Keperawatan
a.
Pertahanakan kesehatan bayi dengan pemberian
makanan cukup gizi sesuai dengan kebutuhan, pencegahan hipotermia, pencegahan
infeksi dan lain-lain.
b.
Lakukan konseling kepada orang tua agar mereka
menyadari bahwa kuning yang dialaminya bukan kuning biasa tetapi disebabkan
karena adanya penyumbatan empedu.
c.
Lakukan inform consent dan inform choice untuk di lakukan rujukan.
d.
Merujuk
Dilakukan
operasi, Asuhan preoperasi perbaikan KU,
menghindari
infeksi
VI.
OMFALOKEL
A.
Pengertian
Omfalokel
adalah penonjolan usus / isi perut melalui akar pusat yang hanya dilapisi oleh
peritoneum ( selaput perut ) dan tidak dilapisi oleh kulit.
B.
Gejala
Banyaknya
usus dan organ perut lainnya menonjol pada omfalokel bervariasi, tergantung
besarnya lubang di pusar. Jika lubangya kecil hanya usus yang menonjol, jika
lubang besar, hati juga bisa menonjol melalui lubang
C.
Penatalaksanaan
1.
Merujuk
Agar
tidak terjadi cedera pada usus dan infeksi perut, segera dilakukan pembedahan
untuk menutup omfalokel.
VII.
HERNIA
DIAFRAGMATIKA
A.
Pengertian
Hernia
Diafragmatika adalah kelainan bawaan dimana tidak terbentuknya sebagian
diafragmatika sehingga sebagian sisi perut masuk ke dalam rongga thoraks
B.
Tanda / Gejala
1.
Gangguan pernafasan pada hari pertama
2.
Retraksi sela iga
3.
Pucat / Biru
4.
Suara nafas tidak terdengar pada paru-paru
5.
Terdengar bising usus pada daerah dada
6.
Muntah
C.
Penatalaksanaan
1.
Meletakkan bayi pada posisi semi fowler
2.
Mengawasi bayi jangan sampai muntah. Bila
terjadi muntah cegah jangan sampai terjadi aspirasidan memposisikan bayi tegak
3.
MerujukDilakukan operasi
herniotomi
VIII.
MENINGOKEL,
ENSEFALOKEL
A.
Meningokel
1.
Pengertian
Meningokel
adalah meningens yang menonjol melalui vertebra yang tidak utuh dan teraba
sebagai suatu benjolan berisi cairan di bawah kulit.
2.
Etiologi
Kekurangan
asam folat, terutama terjadi pada awal kehamilan
3.
Gejala
a. Inkontinensia Uri
b.
Inkontinensia Tinja
c. Penonjolan
seperti kantung di punggung tengah sampai bawah pada BBL
4.
Penatalaksanaan
a. Merujuk
B.
Ensefalokel
1.
Pengertian
Ensefalokel
adalah suatu kelainan tabung saraf yang ditandai dengan adanya penonjolan
meningens ( selaput otak ) dan otak yang berbentuk seperti kantung melalui
suatu lubang pada tulang tengkorak.
2.
Gejala
a. Hidrosefalus
b.
Mikrosefalus
c. Gangguan
penglihatan
d.
Kelumpuhan anggota gerak
e. Gangguan
perkembangan
f. Keterbelakangan
mental dan pertumbuhan
g. Ataksia
h. Kejang
3.
Penatalaksanaan
Merujuk Pembedahan untuk mengembalikan
jaringan otak yang menonjol ke dalam tulang tengkorak, membuat kantung dan
memperbaiki saluran kraniofasial.
IX.
HIDROSEFALUS
A.
Pengertian
Hidrosefalus
adalah Kelainan patologis otak yang mengakibatkan bertambahnyaercairan
serebrospinal / penimbunan cairan serebrospinal yang berlebihan di dalam otak
B.
Etiologi
Adanya
gangguan aliran cairan yang menyebabkan cairan tersebut bertambah banyak ,
sehingga menekan jaringan otak disekitarnya, khususnya pusat yang vital.
C.
Penatalaksanaan
Merujuk
X.
FIMOSIS
A.
Pengertian
Fimosis
adalah keadaan kulit penis ( preputium ) melekat pada bagian kepala penis dan
mengakibatkan tersumbatnya lubang saluran air kemih.
Fimosis
adalahpenyempitan pada prepusium. Kelainan
ini juga menyebabkan bayi/anak sukar berkemih. Kadang-kadang begitu sukar
sehingga kulit prepusium menggelembung seperti balon. Bayi atau anak sering
menangis keras sebelum urine keluar.
B.
Etiologi
Fimosis pada bayi laki-laki yang
baru lahir terjadi karena ruang di antara kutup dan penis tidak berkembang dengan baik. Kondisi ini menyebabkan kulup menjadi
melekat pada kepala penis sehingga sulit ditarik ke arah pangkal. Penyebabnya
bisa dari bawaan dari lahir, atau didapat, misalnya karena infeksi atau benturan.
C.
Tanda dan gejala
1.
Balloning yaitu
kulit preputium mengembang saat berkemih
2.
Perdarahan dari tepi kulup
3.
Sakit saat buang air kecil ( Disuria )
4.
Air kencing tersumbat
5.
Kulit penis tidak dapat ditarik ke arah pangkal
ketika dibersihkan
6.
Iritasi pada penis
D.
Komplikasi
1. Retensi urin
2. Karsinoma penis
3. Perdarahan
4. Stenosis ineatus
5. Fimosis persisten
6. Robekan pada prepusium
E.
Penatalaksanaan
1.
Tidak dianjurkan melakukan retraksi yang
dipaksakan saat memebersihkan penis, Karena dapat menimbulkan luka dan
terbentuk sikatrik pada ujung preputium.Dapat diberikan salep deksamethasone
0,1% yang dioleskan 3 -4 kali sehari, dan diharapkan setelah 6 minggu
pemberian, preputium dapat diretraksi spontan
2.
Phimosis
dengan keluhan miksi Merujuk
Sirkumsisi ( membuang sebagian
atau seluruh bagian kulit preputium ).
XI.
HIPOSPADIA
A.
Pengertian
Hipospadia
adalah suatu keadaan dengan lubang uretra terdapat di penis bagian bawah, bukan
diujung penis.
B.
Gejala
1.
Lubang penis tidak terdapat diujung penis
2.
Penis tampak seperti berkerudung
3.
Jika berkemih anak harus duduk
4.
Penis melengkung ke bawah penis
C.
Penatalaksanaan
Merujuk
Bayi
yang menderita hipospadia sebaiknya tidak disunat. Kulit depan penis dibiarkan
sampai tindakan pembedahan.
XII.
KELAINAN
METABOLIK DAN ENDOKRIN
A.
Kelainan Metabolik
Tanda dan gejala kelainan metabolisme :
1.
Asidosis metabolic
2.
Muntah terus menereus
3.
Pertumbuhan terhambat
4.
Perkembangan abnormal
5.
Kadar metabolit pada darah dan urin meningkat
Misal
: bau khas pada urin, perubahan fisik seperti hepatomegaly
Diagnosis
untuk menegakkan kelainan metabolisme bawaan dengan cara memisahkan tanda dan
gejala yang tampak pada periode neonatus dan yg tampak setelah periode neonates.
Pada saat lahir, neonatus dengan gangguan metabolikbiasanya normal, namun beberapa
jam setelah kelahiran timbul tanda dan
gejala sepertt letargi, nafsu makan rendah, konvulsi dan muntah
Manifestasi klinik kelainan bawaan :
1.
Retardasi mental
2.
Defisit motorik
3.
Konvulsi
Kelainan metabolisme bawaan dapat terjadi akibat
:
1.
Gangguan metabolisme asam amino
2.
Gangguan metabolisme lipid / asam amino
3.
Gangguan metabolisme karbohidrat
4.
Gangguan metabolisme mukopolisakarida
Etiologi :
1.
Kekurangan Gizi ( Malnutrisi )
Malnutrisi
merupakan penyebab kematian dan kesakitan pada anak-anak.Malnutrisi disebabkan
oleh kurangnya asupan gizi atau ketidakmampuan tubuh untuk menyerap zat gizi.
Kekurangan kalori protein ( KKP ) merupakan salah satu bentuk kekurangan gizi.
KKP terjadi pada bayi, akibat tidak adekuatnya masa menyusui .
2.
Kekurangan Vitamin E
Kekurangan
Vitamni E sering dijumpai pada bayi premature, karena vitamin yang larut dalam
lemak melalui plasenta .Kekurangan Vitamin E memegang peranan penting
terjadinya retinopati pada prematuritas.
3.
Kekurangan Vitamin K
Pada
bayi baru lahir, kekurangan vitamin K sering ditemukan penyakit
hemoragik.Penyebab kekurangan Vitamin K karena plasenta tidak dapat
menghantarkan lemak dengan baik.Mencegah terjadinya penyakit hemoragik pada
BBL, dianjurkan untuk memberikan suntikan vitamin K dalam waktu 1 jam setelah
bayi lahir.
4.
Skurvi Infantil
Skurvi
Infantil adalah suatu keadaan yang disebabkan oleh tidak adekuatnya asupan
vitamin C karena pemakaian susu formula yang hanya mengandung sedikit vitamin
C. Vitamin C penting untuk pembentukan jaringan ikat, skurvi bisa menyebabkan
kelainan pada tulang rusuk dan pada tulang tungkai. Penyakit ini timbul pada
usia 6 - 12 bulan. Gejala awal sering menangis, nafsu makan berkurang, berat
badan tidak bertambah, tidak mau menggerakkan tungkai karena nyeri akibata
perdarahan pada jaringan pembungkus tulang.
5.
Kekurangan Asam lemak Esensial
Asam
lemak essensial penting untuk mempertahankan keutuhan kulit dan struktur
selaput sel dan perkembangan penglihatan yang normal pada bayi.Gejalanya kulit
kering dan bersisik yang kemudian mengelupas, Lipatan kulit terutama sekitar
anus keluar cairan seperti nanah. Kekurangan asam lemak essensial dapat
menyebabkan perubahan saat proses metabolism
yang mempengaruhi kandungan lemak dalam darah, fungsi trombosit, respon
peradangan dan respon kekebalan.
B.
Kelainan Endokrin
1.
Kelainan Kelenjar Tiroid
Kelenjar
Tiroid yang menghasilkan hormone tiroid yang berfungsi mengendalikan kecepatan
metabolisme tubuh.Kelainan yang menyerang kelenjar tiroid yang dapat
menyebabkan pembesaran kelenjar (keadaan ini disebut goiter atau gondok).Gondok timbul jika kelenjar tiroid kurang atau
terlalu banyak menghasilkan hormone tiroid.Pembesaran kelenjar tiroid yang
sudah ada sejak anak lahir disebut gondok kongenital.
2.
Hipotiroidisme
Hipotiroidisme
terjadi jika kelenjar tiroid tidak dapat memenuhi kebutuhan hormone
tiroid.Pada terjadi BBL yang dapat
mengakibatkan kretinisme, ditandai dengan gejala jaundice ( sakit kuning ),
sembelit, nafsu makan menurun, hernia umbilikalis ( penonjolan pada pusar ),
pertumbuhan tulang yang lambat. Pada masa anak-anak dapat menyebabkan
pertumbuhan menjadi lambat, perkembangan gigi lambat
3.
Hipertiroidisme
Hipertiroidisme
terjadi karena kelenjar tiroid terlalu cepat. Penyebab hipertiroidisme pada BBL
adalah penyakit graves neonaturum. Penyakit graves adalah suatu penyakit
autoimun dimana tubuh menghasilkan antibody yang merangsang kelenjar tiroid.
Pada ibu hamil , antibody bisa sampai ke janin dan merangsang kelenjar tiroid
janin.
Gejala
hipertiroidisme berat badan tidak bertambah, denyut jantung yang cepat,
Gelisah, sering menangis, muntah, diare
***semoga
bermanfaat***
Tidak ada komentar:
Posting Komentar